Tugas Praktikum Serat Uji Mikroskop
I. Maksud dan Tujuan
Agar praktikan mengetahui bentuk-bentuk penampang melintang,
dan membujur dari serat tekstil dan mengetahui struktur bagian dalam serat dan
permukaan serat.
II. Teori Dasar
Identifikasi serat didasarkan pada
beberapa sifat khusus dari suatu serat, yaitu morfologi, sifat kimia atapun
sifat fisikanya. Pada uji mikroskop kali ini, akan diteliti mengenai
morfologi dari beberapa serat.
Pada serat alam, morfologi seratnya
menunjukkan suatu bentuk dengan perbedaan yang besar antara satu dengan yang
lainnya, karena serat-serat tersebut ditentukan oleh jenis tanaman dan jenis
hewannya. Dalam batas tertentu morfologi mempunyai bentuk yang tetap, oleh
karena itu morfologi serat dari serat alam sangat menentukan dalam identifikasi
seratnya
Pada
serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk identifikasi serat, karena
morfologi serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan dan penarikan seratnya,
dan bukan oleh jenis seratnya.
Bentuk penampang melintang dan
membujur serat bermcam-macam dari yang berbentuk bulat beraneka ragam sampai
pipih.
Untuk pengamatan pandangan membujur
serat, serat diletakkan sejajar diatas kaca objek dan dipisahkan satu dari yang
lainnya dengan jarum supaya tidak menumpuk, kemudian ditutup dengan kaca
penutup, dan dari salah satu sisi kaca penutup ditetesi medium. Jumlah air atau
medium tidak boleh terlalu banyak, tetapi tidak boleh terlalu sedikit.
Kelebihan medium dapat dikurangi dengan kertas saring.
Untuk pengamtan penampang melintang
serat, dilakukan hal yang sama seperti pada pengamatan membujur, tetapi
sebelumnya serat harus dipotong membentuk irisan lintang.
Suatu hal yang juga penting dalam
persiapan ialah mencegah adanya gelembung udara yang terlalu banyak. Gelembung
udara hampir selalu ada, meskipun persiapan telah dilakukan sebaik-baiknya.
Dibawah mikroskop, gelembung udara tersebut akan nampak sebagai bulatan-bulatan
dengan garis tepi gelap dan bagian tengah terang.
Serat
alam memiliki penampang lintang yang sangat bervariasi, misalnya pada serat
kapas, penampang lintangnya berbentuk seperti ginjal sampai pipih. Sedangkan
serat buatan untuk jenis yang sama mempunyi penampang lintang yang hampir sama.
Serat-serat buatan yang dipintal dari suatu lelehan penampang lintangnya
berbentuk bulat, misalnya nylon dan poliester, sedangkan yang dipintal dari
larutan – larutan berbentuk tulang anjing atau berlekuk – lekuk misalnya pada
asetat selulos, orlon, dan rayon.
Penampang membujur serat pun
bermacam-macam mulai dari bentuk pipih seperti pita terpuntir sampai yang
berbentuk silinder untuk sebagian besar serat buatan.
Pada
umumnya serat-serat dengan penampang lintang yang pipih memberikan kilap yang
tinggi dan daya penutup yang baik tetapi pegangannya kasar. Penampang lintang
yang bulat akan memberikan pegangan dan arsa yang enak, tapi daya menutupnya
rendah. Makin luas permukan serat, daya hisap zat warna makin baik. Terhadap
serat buatan telah diushakan untuk membuat penampang lintang yang tidak bulat,
hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan daya penutup yang lebih besar, kilau yang
lebih baik atau pegangan seperti sutera.
III. Alat dan Bahan
Alat-alat
- Mikrokop
- Kaca preparat
- Jarum jahit dan benang
- Gabus kecil
- Silet tajam
Bahan-bahan
Bermacam –macam
serat:
- Kapas
- Rayon Viskosa
- Rami
- Sutera
- Wool
- poliester
- Poliakrilat
- Poliamida / Nylon
- Poliester : Kapas
- Poliester : Wool
- Poliester : Rayon
IV. Cara Kerja
Untuk
pengamatan pandangan membujur dari Serat:
- Meletakkan serat diatas kaca objek dan memisahkan satu sama lain agar tidak menumpuk
- Kemudian menutupnya dengan cover glass dan dari arah samping ditetesi medium kemudian kelebihan air dihisap dari sisi yang lain (menggunakan kertas isap / kertas saring).
- Mengamati preparat dibawah mikroskop
- Perbesaran dilakukan mulai dari 5x, 10x, 40x, 45x, 100x
Untuk
pengamatan pandangan melintang dari serat:
- Jarum jahit yang berisi benang ditusukkan ditengah – tengah gabus. Kemudian jarum menarik kembali dngan meninggalkan lengkungan benang pada gabus.
- Sekelompok serat yang telah diberi lak merah dimasukkan kedalam lengkungan benang, kemudian menarik benang keluar sehingga serat masuk kedalam tengah-tengah gabus dan terjepit ditengah gabus, lak dibiarkan mengering.
- Setelah lak kering, mengiris gabus setipis mungkin dengan silet yng tajam sehingga serat ditengah gabus ikut terpotong secara melintang
- Memgamati irisan melintang dibawah mikroskop dengan cara seperti pada irisan membujur
- Mengamati preparat dibawah mikroskop
- Pembesaran dilakukan mulai dari 5x, 10x, 40x, 45x, 100x.
V. Data Percobaan
Data percobaan terlampir sebanyak
dua lembar dibelakang laporan ini.
VI. Diskusi
Dari pengamatan yang kami lakukan,
setelah membandingkan hasil yang kami dapat dengan data yang terdapat pada
teori dari buku yang dapat mendukung percoban ini, hasilnya hampir sama, adapun
sedikit perbedaan yang dapat disebabkan oleh beberapa kesalahan berikut ini:
- Mikroskop yang digunakan kurang berfungsi dengan baik, karenanya pada saat melakukan pengamatan objek yang kita teliti lebih sulit dilihat. Terutama pada saat uji mikroskop dapa penampang melintang sangat sulit untuk menemukan bentuk wujudnya, bahkan sampai dicoba beberapakali tetap saja putih tidak terlihat apa apa.
- Kurang tipisnya objek, sehingga hasil yang didapat tidak maksimal
- Kurangnya ketelitian praktikan saat melihat objek pada mikroskop
- Kurang pandainya praktikan saat memindahkan gambar yang diperoleh pada mikroskop pada kertas jurnal, sehingga hasilnya melenceng dari yang seharusnya
- Praktikan kurang dapat memahami cara penggunaan alat ataupun ketidakbiasaan praktikan dalam melakukan langkah-langkah dalam percobaan ini.
- Diperlukan Kesabaran untuk melakaukan percobaan uji mikroskop ini agar praktikan mendapatkan hasil yang terbaik.
- Jangan mudah putus asa dalam melakukan percobaan ini, karena kemungkinan gagal dalam melihat penampanya sangat besar.
- Harus mengerkjakan praktik Uji Mikroskop ini dengan tenang, apik dan tidak buru buru agar tidak ada alat alat yang rusak atau pecah.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum ini,
dapat kami tarik kesimpulan bahwa pada umumnya bentuk serat alam dan serat
buatan mempunyai penampang melintang dan membujur yang bervariasi. Untuk
penampang melintang mulai dari bentuk seperti ginjal, bulat, lonjong,seperti
tulang anjing sampai bergerigi. Sedangkan untuk penampang membujur bentuknya
pun bervariasi, ada yang seperti tabung, keriting, seperti rambut sampai
berbentuk silinder.
VIII. Daftar
Pustaka
- Pedoman Praktikum Idenfikasi Serat Tekstil.
2013. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung
- http://qolbyqhybil.blogspot.com/2012/05/serat-tekstil-ii-uji-mikroskop.html
Diakses pada tanggal 31 Maret 2014 pukul 20.10
- http://superakhwat08.wordpress.com/2011/04/22/uji-serat-nikroskop-1-dan-2/
Diakses pada tanggal 31 Maret 2014 pukul 20.31
- http://ranaardila.blogspot.com/2013/05/teori-dasar-uji-mikroskop-serat.html
Diakses pada tanggal 31 Maret 2014 pukul 20.35
- http://erwankurniadi.blogspot.com/2012/07/pengujian-serat-uji-mikroskop.html
Diakses pada tanggal 01 April 2014 pukul 09.00
- http://serattekstil.blogspot.com/2010/03/mikroskop-1-2-i.html
Diakses pada tanggal 01 April 2014 pukul 09.15
Tidak ada komentar: