BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Arus Listrik ada dua
macam, yakni arus listrik bolak-balik atau biasa disebut arus listrik AC
(Alternating Current) dan arus listrik searah atau arus DC (Direct Current).
Untuk mengukur besarnya arus listrik dibutuhkan alat yang bernama Amperemeter.
Sedangkan Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik.
Untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara dua titik pada suatu beban
listrik atau rangkaian elektronika digunakan Voltmeter DC. Sebuah voltmeter Dc
mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan
penyusunannya disusun secara paralel.
Amperemeter dan
voltmeter banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga perlu
dipelajari lebih lanjut agar lebih mengenal dan bisa menggunakan atau
mengaplikasikan fungsi dari amperemeeter dan voltmeter dalam kehidupan
sehari-hari. Prinsip voltmeter dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai
sistem pengisian (spull and regulator)
serta mengecek kondisi accu.
Sedangkan amperemeter biasa digunakan untuk mengukur aliran arus listrik yang
melalui sistem kabel bangunan baru, selain itu juga digunakan untuk menemukan
masalah dalam sistem kabel pada gedung-gedung tua. Hal-hal tersebut merupakan
bukti pentingnya mengapa perlu mempelajari voltmeter dan amperemeter.
Besar kecilnya arus
listrik diukur dengan menggunakan alat yang bernama amperemeter. Caranya adalah
dengan menyusun atau merangkai amperemeter, hambatan geser, dan voltmeter
ataupun sumber tegangan (power supply) secara paralel. Kemudian nilai
hambatan dirubah dengan menggeser hambatan untuk mendapatkan lima variasi data
nilai I (kuat arus) dan V (tegangan). Selain itu dibuat rangkaian paralel yang
terdiri dari hambatan geser, amperemeter, dan power supply untuk memperoleh I1. Nilai I1 untuk
lima variasi data mempunyai nilai yang sama, sedangkan untuk memperoleh nilai I2 perlu
dihubungkan dengan bangku hambatan sehingga diperoleh lima variasi data dengan
harga atau nilai Rb yang berbeda. Untuk mengukur tegangan dengan
menggunakan voltmeter, caranya sama dengan pengukuranhambatan dengan
menggunakan amperemeter, namun untuk voltmeter dirangkai secara seri.
1.2 TUJUAN
1)
Untuk memenuhi mata kuliah Praktikum Fisika II
2)
Mengukur kuat arus dan beda tegangan pada rangkaian arus searah
3)
Mengukur tahanan dalam dari Volt dan Amperemeter
4)
Mengenal daerah pengukuran Volt dan Amperemeter
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 VOLTMETER
Voltmeter
DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan
DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep
yang digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada ampere
meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt
resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet
moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).
Tahanan
Pengali (Multiplier Resistor)
Penambahan
sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan d’arsonval
menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus kealat
ukur agar tidak melebihi arus sakala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah
mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan
dengan demikian dihubungkan paralel terhadap sebuah sumber tegangan atau
komponen rangkaian. Biasanya terminal-termianal alat ukur ini diberi tanda
positif dan negatif karena polaritas harus ditetapkan. Nilai tahanan pengali
yang diperlukan untuk memperbesar batas ukur tegangan ditentukan dari gambar berikut,
dimana :
V = Im (Rs + Rm)
Dengan
:
Im = arus defleksi dari alat ukur
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan pengali
V = tegangan rangkuman maksimum dari instrumen
Biasanya untuk batas ukur sampai 500 V pengali
dipasang didalam kotak voltmeter. Untuk tegangan yang lebih tinggi, pengali
tersebut dipasang pada sepasang probe kutub diluar kotak yakni untuk mencegah
kelebihan panas dibagian dalam voltmeter.
Voltmeter Rangkuman Ganda
Penambahan
sejumlah pengali beserta sebuah saklar rangkuman membuat instrumen mampu
digunakan bagi sejumlah rangkuman tegangan. Sebuah voltmeter rangkuman ganda
yang menggunakan sebuah sakelar empat posisi (V1, V2, V3, dan V4 ) dan empat
pengali (R1, R2, R3, dan R4). Nilai dari pada tahanan-tahanan pengali dapat
ditentukan dengan metoda sebelumnya, atau dengan metoda sensitivitas.
Sensitivitas voltmeter Sensitivitas (S) adalah kebalikan
dari defleksi skala penuh alat ukur yaitu: S = 1 / Idp Sensitivitas (S) dapat
digunakan pada metode sensitivitas untuk menentukan tahanan pengali voltmeter
arus searah. R = (S x V) – Rm
Dimana
: S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt
V = rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi sakelar
Rm= tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri)
Rs = tahanan pengali
2.2
AMPEREMETER
Ampere meter arus searah atau sering disebut ampere
meter DC adalaha alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui besarnya arus
listrik (DC) yang mengalir pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika.
Ampere meter menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar PMMC (permanent
magnet moving coil) atau sering juga dikenal dengan galvanometer PMMC.
Tahanan
Shunt (Shunt resistor)
Gerakan dasar dari sebuah ampermeter arus searah
adalah galvanometer PMMC. Karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar
adalah kecil dan ringan dia hanya dapat mengalirrkan arus yang kecil. Bila yang
akan diukur adalah arus besar, sebagian besar dari arus tersebut perlu
dialirkan ke sebuah tahanan yang disebut shunt. alat ukur arus dc,merawat
ampere meter,ampere meter,ampere meter dc,dc ammeter,teori ampere
meter,rangkaian ampere meter,ampere meter shunt,shunt ayrton,tahanan
ayrton,teori shunt ayrton,pengertian shunt ayrton,rumus resistansi
ayrton,formula tahanan ayrton,rumus arus ayrton,rumus tahanan ayrton.
Tahanan
shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian konvensional
terhadap gambar diatas
dimana
:
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan shunt
Im = arus defleksi skala penuh dari alat ukur
Is = arus shunt
I = arus skala penuh ampermeter termasuk arus shunt.
Karena
tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (ampermeter), penurunan tegangan pada
tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan dituliskan
Vshunt = Valat ukur
IsRs = ImRm
Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar
bisa terbuat dari sebuah kawat tahanan bertemperatur konstan yang ditempatkan
di dalam instrumen atau sebuah shunt luar yang memiliki tahanan yang sangat
rendah.
Shunt
Ayrton Batas ukur sebuah ampermeter arus searah (dc) masih dapt diperbesar
dengan menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui sakelar
rangkuman. Alat ukur seperti ini disebut ampermeter rangkuman ganda. Alat ini
ditunjukkan pada berikut.
Rangkaian
ini memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang dihubungkan paralel terhadap alat
ukur agar menghasilkan empat batas ukur yang berbeda. Saklar S adalah sebuah
sakelar posisi ganda dari jenis menyambung sebelum memutuskan (make-before
break), sehingga alat pencatat tidak akan rusak, oleh karena tidak
terlindungnya rangkaian tanpa sebuah shunt sewaktu pengubahan batas ukur.
Shunt universal atau shunt ayrton dalam gambar diatas
mencegah kemungkinan pemakaian alat ukur tanpa tahanan shunt. Keuntungan yang
diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit lebih besar. Shunt Ayrton ini
memberikan kemungkinan yang sangat baik untuk menerapkan teori dasar rangkaian
listrik dalam sebuah rangkaian praktis.
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
1
Voltmeter
2
Amperemeter dengan berbagai batas
ukur
3
Penghubung arus
4
Dua buah tahanan, bangku tahanan
5
Kabel-kabel penghubung
6
Sumber tegangan E
3.2 PROSEDUR
(Dalam menggunakan alat ukur yang
baru tiap kali mengukur arus atau tgangan, harap digunakan paling sedikit 2
batas ukur, untuk melihat adanya hambatan).
- Menyusun rangkaian
seperti pada gambar 8.
- Mengatur kuat arus
sehingga didapat kuat arus yang pantas.
- Mencatat kedudukan
Volt dan Ampremeter.
- Mengulangi percobaan
2 dan 3 untuk beberapa harga kuat arus yang berlainan.
- Menyusun rangkaian
seperti pada gambar 9 (RB belum dihubungkan)
- Mengatur dengan
Forbol shingga didapat kuat arus yang pantas.
- Mencatat kedudukan
mA meter
- Menghubungkan RB
dan mencatatnya lagi kedudukan mA meter (gambar 10)
- Mencatat pula harga
RB yang bersangkutan
- Mengulangi percobaan
8 dan 9 untuk beberapa harga RB yang berlainan
- Menyusun rangkaian
seperti gambar 11
- Mengaturnya untuk
mendapat kuat arus yang pantas dengan forbol
- Mencatat kedudukan
Volt dan Amperemeter
- Mengulangi percobaan
12 dan 13 untuk beberapa harga kuat arus yang berlaianan
- Menyusun rangkaian
seperti gambar 12 (RB belum dihubungkan)
- Menjalankan arus dan
mencatat lagi kedudukan Voltmetr (gambar 13)
- Menghubungkan RB
dan catat lagi kedudukan Voltmeter
- Mencatat pula
besarnya RB yang dipakai
- Mengulangi percobaan
17 dan 18 untuk harga RB yang berlainan
- Mengukur tegangan
sumber dengan alat presisi
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusijin copas
BalasHapusboleh silahkan :)
BalasHapusdiposting tahun berapa nich
BalasHapusKesimpulannya ?
BalasHapusBagus kak 👍 kunjungi blog aku ya
BalasHapusSnipergame04.blogspot.com
makaish min
BalasHapussolder uap