LAPORAN SERAT UJI PELARUTAN
LAPORAN
PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL
UJI PELARUTAN
Nama :
Syifa Rifianti
NRP :
13040017
Group :
1G4
DOSEN : Luciana
S.Teks.,M.Pd
Euis Rachmawati
PARTNER : Melati P.S
Exaudi
Adhelia Melina
Atika Jamiatun Ridho
Sharah
Himma
Sriyanti
Shinta Hernawati
Cici Cahyati
Rosdiana
Nur Alfianti
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2014
I.
Maksud dan Tujuan
1.1Agar praktikan
dapat mengetahui sifat kimia dari bermacam-macam serat
II. Teori Dasar
2.1. UJI PELARUTAN
Uji
pelarutan berhubungan dengan sifat kimia dari masing-masing serat. Uji ini
sangat penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai morfologi
hampir sama. Dengan melihat kelarutan serat pada berbgai pelarut dapat
disimpulkan jenis seratnya. Prinsip pengujiannya adalah melarutkan serat pada
beberapa pelarut kemudian diamati sifat kelarutannya. Pelarut yang umum
digunakan:
§
Asam klorida : Suhu pengerjaan adalah suhu
kamar. Pada serat selulosa larutan ini hanya akan melarutkan serat rayon
viskosa, tetapi serat alam tidak larut. Untuk serat protein larutan ini
melarutkan sutera, melarutkan sutera tussah dengan lambat. Wool dan serat
protein diregenerasi tidak larut.
§
Kalium Hidroksida 5%: suhu pengujian mendidih
dan waktu pengujian 50 menit. Digunakan untuk membedakan serat protein dan
serat selulosa. Semua serat binatang dan sutera larut. Protein diregenerasi
(Vicara) dan sutera tusah hanya larut sebagian, serat selulosa dan serat buatan
tidak larut.
§
Asam sulfat 70% : serat yang larut dalam pelarut
ini adalah serat kapas, rayon viskos, rayon asetat, nilon dan sutera. Asam ini
akan melarutkan serat selulosa pada suhu 30 0C dalam waktu 15 menit.
§
Aseton: larutan ini hanya melarutkan serat rayon
asetat
§
NaOCl: serat wool dan sutera akan larut dalam
larutan ini
§
Metil salisilat:larutan ini akan melarutkan
poliester
Untuk memeriksa kelarutan serat, sebaiknya digunakan
pengaduk kaca, sebab serat yang mempunyai indeks bias sama dengan pelarut mungkin
tidak tampak walaupun serat tidak larut.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari
pengujian sebaiknya dilakukan dengan mikroskop. Untuk serat campuran, pengujian
harus selalu dilakukan dengan mikroskop.
Apabila perlu pemanasan, sebaiknya dilakukan dengan uap
yaitu dngan meletakan tabung reaksi ditas piala gelas berisi air yang didihkan.
Pemanasan yang lama dilakukan didalam piala gelas kecil.
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat dan Bahan
Uji PELARUTAN
Alat-alat
- Tabung reaksi
- Pengaduk
- Rak tabung
- Pembakar bunsen
Bahan
Bermacam-macam
serat:
- Kapas
- Rayon
Viskosa
- Rami
- Sutera
- Wool
- poliester
- Poliakrilat
- Poliamida
/ Nylon
- Poliester
: Kapas
- Poliester
: Wool
- Poliester
: Rayon
Bermacam-macam
Zat Kimia
- HCL 1 : 1
- H2SO4 60%
- H2SO4 70%
- NaOCl
- NaOH 10%
- NaOH 45%
- HNO3
- Metil Salisilat
- Aseton
- Asam Formiat
- KOH 5%
IV. Cara Kerja
4.1Untuk Percobaan PELARUTAN
- Membersihkan tabung reaksi
- Memasukkan 5 ml pereaksi yang digunakan kedalam tabung reaksi dengan hati-hati
- Memasukkan beberapa helai serat yang akan diuji (jangan terlampau banyak) kedalam tabung reaksi yang telah berisi pereaksi
- Mengaduk-aduk serat yang berada didalam larutan pereaksi dan mengamti kelarutannya selama 5 menit
- Jika setelah selesai 5 menit ternyata tidak larut, maka memanaskan pereaksi dengan hati-hati
- Mengamati kelarutan dari masing-masing serat pada masing-masing pelarutnya setelah 3 menit.
V. Data Percobaan
Data
percobaan terlampir sebanyak dua lembar dibelakang laporan ini.
VI. Diskusi
Pada percobaan
Uji Kelarutan ini hasil pengamatan yang diperoleh oleh kelompok kami banyak
yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Hal ini bisa terjadi karena beberapa
hal berikut, yaitu:
- Contoh uji seratnya terlalu besar, sehingga proses kelarutannya lebih lambat ataupun serat yang seharusnya larut menjadi tidak larut
- Saat melakukan pengadukan, kami kurang maksimal dan kurang sabar karena harus mengaduk selama 5 menit, karena kadang bosan juga mengaduk-ndaduk serat didalam tabung, sedangkan serat tidak larut juga, dan kami tidak tahu apakah memang salah kami dalam pengamatan atau memang serat tersebut tidk larut dalam larutan tersebut
- Pada saat mengisi tbung dengan larutan, seharusnya tinggi larutan dalam tbung semuanya rata namun karena keterbtasan kami juga, tinggi larutan dalam tabung tersebut tidak rata yang menyebabkan hasil kurang maksimal
VII. KESIMPULAN
Dari data hasil
percobaan ini, dapat kami simpulkan bahwa:
§
Larutan H2SO4 60% dapat melarutkan serat ryon
viskosa, sutera dan poliamida
§
Larutan H2SO4 70% dpat melarutkan kapas, rayon
viskosa, rami, sutera dan poliamida
§
Larutan HCl 1 : 1 hanya dapat melarutkan
poliamida
§
Larutan hno3 dapat melarutkan sutera,
poliakrilat dan poliamida
§
Larutan asam Formiat hanya dapat melarutkan
serat poliamida
§
Larutan KOH 5% tidak dipanaskan dapat melarutkan
sutera dan wool
§
Larutan KOH 5% dipanaskan dapat melarutkan wool
§
Larutan NaOH 10% tidak dipanaskan dapat
melarutkan sutera dan wool
§
Larutan NaOH 10% dipanaskan dapat melarutkan
sutera dan wool
§
Larutan NaOH 45% tidak dipanaskan dapat
melarutkan sutera dan wool
§
Larutan NaOH 45% dipanaskan dapat melarutkan
sutera dan wool
§
Larutan NaOCl hanya dapat melarutkan sutera dan
wool
§
Larutan metil salisilat tidak dipanaskan dapat
melarutkan rayon viskosa, sutera, wool,poliakrilat dan poliester wool
§
Larutan metil salisilat dipanaskan dapat
melarutkan poliester dan poliakrilat
§
Larutan aseton tidak dapat melarutkan serat
Tidak ada komentar: