Laporan Pengujian dan Evaluasi Tekstil | Pengujian Jebol Kain
“UJI TAHAN JEBOL”
I.
Maksud
dan Tujuan
Mengetahui tahan jebol pada
contoh uji kain rajut
II.
Teori
Dasar
Kain rajut adalah
kain yang dibentuk dengan cara membentuk jeratan dengan alat yang terdiri dari
jarum-jarum rajut. Pada dasarnya kain rajut terdiri dari :
1. Kain rajut pakan.
2. Kain rajut lusi
3. kain rajut lusi / pakan
Kekuatan jebol adalah tekanan
maksimum yang diperlukan untuk menjebol kain rajut dan dinyatakan dengan Kpa
atau Kg/cm.Untuk menghitung ketahanan jebol ini digunakan alat uji kekuatan
jebol yang dilengkapi dengan diagframa dari karet dan penunjuk tekanan dalam
satuan Kg/cm.Alat ini memberikan tekanan pada kain rajut sampai kain rajut
tersebut jebol atau berlubang.
Pengujian
tahan jebol atau tahan pecah dilakukan terhadap beberapa jenis kain yang
memperhatikan ketahanan pecah. Selain
itu diperlukan pula untuk pengujian tahan pecah kertas.
Pengujian
tahan jebol dikenal dua macam cara, yaitu :
·
Pengujian
dengan penarikan tetap dengan bola penekan
·
Pengujian
dengan car diafragma
Alam
praktek pengujian dilakukan dengan penarikan tetap dengan bola penekan. Pengujian ini dilakukan dengan tipe pendulum
yang dilengkapi dengan bola baja yang mendorong contoh penjepit yang berbentuk
cincin untuk menegengkan contoh uji.
Peralatan
ini terpasang pada alat pendulum sedemikiam rupa sehingga pada saat jalan bola
akan mendorong kain ke atas. Beban yang
diperlukan untuk memecahkan/menjebol kain oleh bola menunjukan kekuatan
peca/jebol suatu contoh uji. Pada praktikum yang dilakukan pada mesin Bursting
tester, pengujian dilakukan pada 4 tempat yang berbeda dengan cara menjepitkan
contoh uji pada alat tersebut, sampai contoh uji tersebut mengalami jebol atau
pecah.
III.
Alat
dan Bahan
1. Bursting tester.
2.
Contoh
uji
IV.
Langkah
Kerja
1. Tekan tombol ON pada alat
2. Atur posisi jarum agar berada
pada skala nol
3. Jepit contoh uji dengan kuat
4. Naikan tekanan terhadap karet
diafragma dengan cara memutar tombol “oil” sesuai dengan arah panah, tunggu
hingga kain contoh uji jebol/pecah.
5. Kekuatanjebol kain rajut dapat
dibaca pada skala yang ditunjukan oleh jarum (berwarna merah) dalam satuan
Kg/cm2
V.
Data
Percobaan
Kekuatan (Kg/cm2)
|
(x-x)2
|
8,5
|
0,1111
|
9
|
0,0278
|
9
|
0,0278
|
|
|
X = 8,833
|
∑=0,1667
|
VI.
Diskusi
Setelah
dilakukan percobaan,ternyata hasilnya tidak begiu jauh yaitu 7 dan 8,5 untuk
sudut-sudut kain yang berbeda, walaupun nilai yang didapat menunjukan bahwa
ketahanan jebol kain contoh uji berkisar kurang baik sampai sedang.
Pada pengujian ini sangatlah
riskan terhadap hasil pengujian, dimana kita harus benar-benar memperhatikan
alat yang akan kita gunakan meliputi :
Kencangan dalam memasang contoh
uji, ketegangan Pada contoh uji yang diberikan pada saat pemasangannya dan
tekanan yang digunakan.Bila hal itu semua diabaikan maka dapatlah dipastikan
bahwa hasil pengujian tersebut akan tidak akurat lagi untuk dijadikan sebagai
standar.
Bila kain sudah mengalami pecah
maka dengan segera alat dikembalikan seperti keadaan semula agar bola karet
yang digunakan tidak ikut pecah, dimana hal itu juga termasuk pengendalian
dalam hal pemeliharaan alat.
Pemasangan
kain rajut pada penjepit yang berbentuk cincin, dilakukan dengan memberikan
tegangan awal yang sama. Sebab hal ini akan menentukan daya tahan jebol kain
terhadap diafragma. Bila tegangan yang diberikan terlalu kecil, maka tahan
jebol kain menjadi lebih besar dari yang semestinya, begitu sebaliknya. Jadi
penarikan kain ketika dipasang pada cincin penjepit akan menentukan hasil
pengujian dan koefisien variasi-nya.
Diafragma yang
digunakan terus menerus akan mengakibatkan kondisinya akan makin mengendor.
Bila hal ini terjadi maka kemampuan menekan contoh uji pun akan makin
melemah.Sehingga hasil pengujian akan makin rendah.
Kecepatan
pemompaan glycerine, akan menetukan kecepatan memuainya diafragma. Hal ini kan
menentukan ketahanan jebol kain rajut tersebut. Sedangkan pemompaan ini erta
kaitannya dengan kecepatan motor.
Ketelitian
pembacaan skala serta pengaturan penunjuk skala awal, akan menentukan hasil
pengamatan. Selain itu juga faktor kondisi ruangan dan manusia mempunyai
peranan yang besar dalam menentukan hasil pengamatan.
Pada
pengujian tahan jebol kain rajut pada alat Buersting tester yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Pahan yang dijepitkan
diusahakan serata mungkin
2. Pengencang harus benanr-benanr
kuat sehingga tidak ada perubahan awal.
VII.
Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat diambil pada uji tahan jebol adalah dari data yang diperoleh diantaranya
:
SD = 0,2887
CV = 3,268 %
VIII.
Daftar
Pustaka
1. Evaluasi tekstil BAGIAN fisika,
1973
trima kasih atas sharring nya
BalasHapus