Laporan Pengujian dan Evaluasi Tekstil | Pengujian Kekakuan Kain


LAPORAN PRAKTIKUM

“UJI KEKAKUAN KAIN”

I.                              Maksud dan tujuan

            Mengetahui kekakuan kain contoh uji dengan menggunakan alat Shirley stiffnes tester.

II.                           Teori Dasar

Pemilihan kain biasanya dilakukan dengan memegang gdan mencoba kainnya, kemudian ditentukan mana yang sesuai untuk keperluan . dengan cara memegang dan merasakan, sebenarnya telah dinilai berapa sifat sekaligus secara subyektif.
Pegangan kain berhubungan dengan rasa bahan dan tergantung dari pada perasaaan dan rabaan. Menurut pengamatan pierce, apabila pegangan kain ditentukan, maka mencakup rasa kaku atau lembek, keras atau lunak dan kasar atau halus.
Dalam menentukan kekauan kain dapat diguakan alat shirley stiffness tester. Dimana prinsipnya adalah contoh uji yang berukuran 2,5 x 20 cm disangga oleh bidang datar yang bertepi. Pita tersebut digeser kearah memanjangnya dan ujung pita bergantung atau melengkung karena beratnya sendiri. Jika pita atau contoh uji tersebut telah melengkung sedemikian rupa, hingga ujungnya tepat sampai pada bidang miring dengan sudut 41,5o terhadap bidang datar tadi, maka dari panjang kain yang menggantung dan sudut dapat diperhitungkan parameter-parameter.

III.                       Alat dan Bahan

1.       Contoh uji dengan ukuran 2,5 x 20 cm
2.      Shirley stiffnes tester.

IV.                       Cara Kerja

a.       Alat diletakan sedemikian rupa sehingga skala nol terletak di depan penguji.
b.       Contoh uji diletakan pada bidang datar (P) dari alat dengan salah satu ujungnya berimpit dengan tepi depan bidang datar (P).
c.       Letakan penggeser (S) pada contoh uji sehingga skala nol satu garis dengan garis petunjuk (D).
d.       Pasang penggeser (S) kedepan sehingga contoh uji menjulur keluar dari tepi depan bidang datar (P) dan melengkung kebawah karena beratnya sendiri.
e.       Penggeser terus di dorong hingga tepi depan contoh uji sebidang dengan garis L1 dan L2. Apabila contoh uji terpuntir, titik tengah tepi depan contoh uji harus sebidang dengan kedua garis L1 dan L2.
f.         Setelah 6 sampai 8 detik panjang lengkung dibaca dalam satuan CMS.
g.       Cara pengujian tersebut diatas diulangi untuk permukaan kain, kemudian diulangi lagi pada ujung lain untuk kedua permukaanya sehingga setiap satu contoh uji dilakukan 4X pengujian.

V.                           Data Percobaan

Alat                  : Stifness Tester, Neraca Analitik
Ukuran Contoh : 2,5 x 20 cm dan 10 x 10 cm

Berat kain 10 x 10 cm    = 1,18 gram/cm2

Arah Lusi (cms)

(x-x)2

Arah Pakan (cms)

(x-x)2
2,2
0,000064
1,9
0,01
2,1
0,011664
1,9
0,01
2,3
0,008464
2,1
0,01
2,2
0,000064
2,1
0,01
2,1
0,011664
1,9
0,01
2,2
0,000064
2,0
0
2,2
0,000064
1,9
0,01
2,2
0,000064
1,9
0,01
2,3
0,008464
2,1
0,01
2,2
0,000064
2,0
0
2,2
0,000064
2,0
0
2,3
0,008464
2,2
0,04




Χ = 2,208

Χ = 2,0

∑ = 26,5
∑ = 0,049168
∑ = 24
∑ = 0,12


                                               
V Diskusi dan Kesimpulan
Kekurang telitian pada prktikum dapat terjadi ketika penyesuaian kedua ujung kain kurang seimbang,
               I.       Diskusi
        Sebaiknya contoh uji diletakkan didalam ruangan dengan kelembaban relatif tidak lebih dari 10% dan suhu tidak lebih dari 50°C selama 4 jam. Kemudian dikondisikan di dalam ruangan dengan kondisi standar yaitu kelembaban relatif 65 ± 2% dan suhu 27 ± 2 °C selama paling sedikit 24 jam, atau hinggga mencapai berat tetap yaitu apabila setelah selang 2 jam berat kain tidak berbeda lebih dari 0,25%. Selanjutnya p;engujian dilakukan di dalam ruangan dengan kondisi standar.
        Dalam menentukan kekakuan kain menggunakan alat “shirley” Stiffeness tester ada prinsip yang harus diketahui :
Pita kain contoh yang berukuran 20 cm x 2,5 cm dianggap sebagi bidang datar yang bertepi. Pita tersebut digeser kearah memanjang dan juga bergantung atau melengkung karena beratnyasendiri. Kalau pita itu sudah melengkung sedemikian, hingga ujungnya tepat sampai pada bidang yang miring dengan sudut 41,5° terhadap bidang datar tadi, maka dari panjang kain yang menggantung dan sudut dapat diperhitungkan paremeter-parameter Bending length (C), Flexural Rigidity (G), Banding Modulus (Q).
        Untuk memudahkan pengujian , alat diletakkan sedemikian sehingga skala nol terletak di depan penguji dan skala pada penggeser.

             I.      KESIMPULAN
Dari praktikum pengujian Kekakuan Kain dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
        Kekakuan lentur (flextural rigidity) ialah besarnya momen ujung kain dengan lebar kain tertentu membentuk lengkungan tertentu. Besar kekakuan lentur dinyatakan dalam mili gram (mg). Centi meter (cm).
        Panjang lengkung (Banding Length) adalah panjang kain dalam cm membentuk lengkungan sampai mencapai 7,1°. Untuk mendapat ketelitian yang baik, maka dalam pengujian panjang lengkung dihitung setelah panjang kain membentuk lengkungan pada 41,5°.
        Kekakuan lentur lusi atau panjang lengkung lusi adalah lenturan atau lengkungan yang hanya disebabkan oleh benang lusi.
        Kekakuan lentur pakan atau panjang lengkung pakan adalah lenturan atau lengkungan yang hanya disebabkan oleh benang pakan.
        Kekakuan lusi       = 51,17228 mg.cm
        Kekakuan pakan   = 21,63218 mg.cm
        Kekakuan total      = 8,533 mg.cm
        X Lusi                   = 1,604
        X Pakan                = 1,204
        SD lusi                  = 0,4108
        CV lusi                  = 29,22%
        SD pakan              = 0,637
        CV pakan              = 5,29%
             II.       
Kekakuan adalah salah satu yang menentukan faktor pegangan dan drape kain. Kekurang telitian dalam membaca skala pada mistar akn berpengaruh pada data yang diperoleh dan menimbulkan variasi yang berbeda-beda dan dari hasil praktikum nilai dari koefisien variasi sangat tinggi.
            III.    Kesimpulan
Dari hasil prektikum dapat diperoleh data sebagai berikut :
a.       Kain ke arah lusi
·         SD                   = 0,244
·         CV                  = 13,63 %
·         Kekakuan        = 76 ,8 mg cm
b.      Kain ke arah pakan
·         SD             = 0,1629
·         CV                        = 11,84 %
·         Kekakuan = 34,8 mg cm

Kekakuan total = 111,6 mg cm
Pegangan kain berhubungan dengan rasa bahan dan tergantung dari pada perasaaan dan rabaan. Menurut pengamatan pierce, apabila pegangan kain ditentukan, maka mencakup rasa kaku atau lembek, keras atau lunak dan kasar atau halus.
Sedangkan pada praktikum diperoleh hasil sebagai berikut :
Alat                  : Stifness Tester, Neraca Analitik
Berat kain 10 x 10 cm = 1,17 gram/cm2
SD.lusi               =  0,053
CV.lusi         = 3,33 %              
SD.lpakan      =  0,05           
CV.pakan       = 4,17 %
 
II.                              Daftar Pustaka
1. Jurnal Praktikum  Evaluasi tekstil 3, 2003
1.       Evaluasi tekstil bagian Fisika, 1973




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.