Koefisien Muai Panjang | Laporan Prak. A-5
I.
MAKSUD DAN TUJUAN
Menentukan koefisien muai panjang logam dengan cara
memanasinya.
II.
ALAT – ALAT
1.
Pipa – pipa logam yang diukur
koefisien muai panjangnya.
2.
Statip dengan penjepit logam dan
mistar.
3.
Roda silinder dengan jarum
penunjuk.
4.
Skala penunjuk perubahan panjang.
5.
Termometer.
6.
Ketel uap dengan pipa karet
penyambung.
7.
Kompor pembakar bunsen.
8.
Jangka sorong dan mistar.
I.
TEORI DASAR
1.
Jika batang logam dipanaskan, maka
akan bertambah panjangnya dengan rumus:
................................(5 –
1)
atau
................................(5
– 2)
Dengan :
L1 =
panjang pada temperatur
L0 =
panjang pada temperatur
α = koefisien
muai panjang
2.
Kalau batang diletakan diatas roda
silinder, tanpa slip, maka pertambahan panjang menyebabkan perputaran roda
silinder R. Pertambahan panjang batang atau dibaca atau dilihat pada pergeseran
jarum r pada skala S.
I.
JALANNYA PERCOBAAN
1.
Panjang jarum dan diameter roda
silinder diukur.
2.
Jarum atau roda diperiksa apkah
sudah bebas bergerak. (tidak ada gesekan dengan porosnya)
3.
Ketel diisi dengan air kira kira
setengahnya dan letakan diatas kompor. (api tidak dinyalakan dulu)
4.
Salah satu pipa logam diambil dan
dijepitkan pada salah satu ujung pada statip.
5.
Pipa karet dipasang pada ketel dan
pada pipa logam pada bagian yang dijepit.
6.
Ujung pipa yamg lain diperiksa,
apakah sudah benar – benar menekan (tanpa slip) roda silinder. (bila pipa logam
bertambah panjang, roda ikut berputar)
7.
Beban tambahan diberikan apa bila
dibutuhkan pada ujung yang bebas, supaya pipa menekan roda tanpa slip.
8.
Jarum diberi sedikit simpangan,
sehingga bila pipa logam bertambah panjang, jumlah simpangan jarum masih dapat
dibaca pada skala S.
9.
Kedudkan jarum pada skala S dan
temperaturnya diamati.
10.
Api dinyalakan dan dijaga supaya
pipa – pipa tidak berubah tempatnya atau kedudukannya dan jangan sampai pipa
slip terhadap roda (jangan sampaijarum bergeser karena gonangan dan sebagainya)
11.
Pada saat pipa mulai memuai,
pergesera jarum diamati. Pergeseran ini harus perlahan – lahan dan kontinu,
tidak meloncat – loncat.
12.
Keadan ruang diamati (barometer,
temperatur dan titik didih air)
13.
Kalau jarum sudah berhenti
bergeser, yaitu bila temperatur batang sudah sama dengan temperatur uap air,
kedudukan jarum diamti.
14.
Api dimatikan dan percobaan no. 4
sampai dengan no. 13 diatas diulangi untuk logam – logam yang lain.
15.
Panjang L diukur (anggaplah mistar
pengukur tidak bertambah panjang)
Catatan :
a.
Sesuadah percobaan no. 9 harus
benar – benar diperhatikan dan dipastikan bahwa jarum tidak berubah lagi
kedudukannya kecuali pergeseran yang kontinu.
b.
Bila tidak, maka percobaan no. 9
harus diulangi dan seterusnya.
c.
Untuk pengamatan pipa logam yang
lainnya tidak perlu menunggu air menjadi dingin, cukup apabila uap air sudah
keluar dari ketel.
d.
Untuk pengkuran yang lebih yeliti
dapat dilakukan hal sebagai berikut : sesudah percobaan no. 13 maka api
dimatikan ditunggu dinginnya. Setelah dingin diamati lagi kedudukan jarum dan
temperaturnya
Tidak ada komentar: