Laporan Praktikum A2 Fisika | Areometer
I.
MAKSUD DAN TUJUAN
1.
Menggunakan Areometer Nicholson
(N) dan Areometer yang berberat tetap (M).
2.
Menentukan rapat massa zat cair
dan zat padat dengan menggunakan areometer tersebut.
II.
ALAT DAN BAHAN
2.
Areometer yang berberat tetap (M)
3.
Batu timbangan
4.
Butir-butir zat padat
5.
Tiga bejana dengan isinya zat cair
6.
Termometer
III.
TEORI DASAR
A.
Areometer Nicholson
Gambar Areometer Nicholson N
Kalau areometer N dimasukan kedalam zat cair atau air dan
pada pinggan atas (PA) diletakan beban W1, hingga areometer tercelup
sampai tanda garis T maka berlaku persamaan gaya :
W1 + WN = VN . ρ1
. g ................................(2-1)
Atau dalam persamaan massa :
m1 + mN = VN . ρ1
................................(2-2)
Dimana :
WN =
Berat Areometer N
VN =
Volume Areometer N sampai tanda T
g =
Percepatan gravitasi
ρ1 =
Massa jenis zat cair
m = Massa
Kalau WN dan W1 dapat ditentukan
sedangkan ρ1 diketahui maka VN dapat dihitung, dan
sebaliknya.
Perhatian :
1.
Bekerja dengan areometer N harus
diusahakan agar areometer tercelup sampai T (mengapa ?)
2.
Menambah atau mengurangi beban W
harus hati-hati jangan sampai areometer masuk kedalam zat cair.
3.
Pinggan Atas (PA) jangan kemasukan
air.
B.
Areometer berberat tetap
Pada areometer ini (M) tangkainya (yang mempunyai pembagian
skala) kita anggap berbentuk silindris.
Dengan areometer M ini kita hanya menentukan massa jenis
zat cair saja. Bila kita masukan M
kedalam suatu zat cair maka M tercelup sampai skala Ke-n.
Gambar Areometer M
Jadi berat M (= tetap) sama dengan gaya keatas :
WM = VN
. ρ . g ................................(2-3)
Vn adalah volume
areometer dibawah garis ke-n.
Dengan memakai sifat
silindris tadi, maka Vn dapat ditulis sebagai berikut :
Vn = V0
+ nv ................................(2-4)
Dari (2-3) dan (2-4)
didapat :
ρ = ................................(
V0 = tetap)
Jadi sekarang jelas, jika
kita masukan M ke berbagai zat air, maka akan didapat berbagai harga n
(Tiap-tiap harga n sesuai dengan rapat massa tertntu).
IV.
JALANNYA PERCOBAAN
A.
Dengan Areometer Nicholson.
1. Areometer
N timbang dengan neraca teknis.
2.
Anak timbangan sebesar 15 g atau
20 g ditambahkan kedalam pinggan bawah, agar N selalu tegak dalam zat cair.
Selanjutnya beban ini dianggap sebagai bagian dari areometer.
3.
Areometer N dimasukan kedalam air,
dan beban W1 diletakan pada PA, sehingga N tercelup sampai T.
4.
Temperaturnya dicatat.
5.
Areometer N dimasukan kedalam
alkohol. Beban W2 diletakan pada PA sehingga dapat membuat N
tercelup sampai T.
6.
Temperatur alkohol dicatat.
7.
Hasil pengamatannya adalah :
WN, W1, W2,
Temperatur air, Temperatur alkohol, ρ air.
Menentukan rapat massa zat padat
1.
Areometer N dimasukan kedalam zat
cair yang rapat massa jenisnya diketahui.
2.
Beban W0 ditambahkan
kedalam PA agar N tercelup sampai T.
3.
Beban W0 disingkirkan,
pada PA diletakan sejumlah potongan kaca yang rapat massanya akan ditentukan.
4.
Beban Wp ditambahkan
kedalam PA agar N tercelup sampai T.
5.
Potongan kaca dipindahkan dari PA
ke PB.
6.
Untuk membuat N tercelup sampai T
maka pada PA diberikan beban Wq.
7.
Hasil pengamatannya adalah :
W0, Wp, Wq,
Temperatur dan ρ zat cair.
B.
Dengan Areometer yang berberat
tetap
1.
Areometer M dimasukan kedalam zat
cair I kemudian zat cair II. Yang masing-masing telah diketahui rapat massanya
yaitu ρ1 dan ρ2.
2.
Menentukan n1 dan n2
kemudian masing-masing temperaturnya dicatat.
3.
Areometer M dimasukan kedalam
alkohol yang akan ditentukan rapat massanya (ρx).
4.
Areometer M dicatat sampai garis
mana mengapungnya (nx)
5.
Temperaturnya dicatat.
6.
Hasil pengamatannya adalah :
n1, n2, nx,
t1, t2, tx, ρ1, ρ2 (Dari
hasil-hasil A-1 dan A-2).
Tidak ada komentar: